Rabu, 08 Desember 2010

MAKALAH TENTANG LANDASAN ILMU PADA ZAMAN YUNANI


BAB I
PENDAHULUAN
A.   Latar Belakang
  Mengetahui apa sesungguhnya ilmu, tidaklah melalui ilmu itu sendiri, tetapi melalui filsafat ilmu. Melalui filsafat ilmulah segala penjelasan mengenai ilmu diperoleh. Karena itu, filsafat ilmu demikian penting untuk didalami oleh setiap ilmuan agar ia mengenal hakikat sesuatu yang dimilikinya, yaitu ilmu.

         Dalam makalah ini akan memaparkan tentang salah satu cabang dalam filsafat, yakni ; cabang ini menguak tentang objek apa yang di telaah ilmu? Bagaimana wujud yang hakiki dari objek tersebut? Bagaimana hubungan antara objek tadi dengan daya tangkap manusia (seperti berpikir, merasa dan mengindera) yang membuahkan pengetahuan?. Dan yang paling utama ontology sesungguhnya membahas tentang bagaimana sesungguhnya eksistensi Tuhan.
  Objek telaah ontology adalah yang ada. Studi tentang yang ada, pada dataran studi filsafat pada umumnya dilakukan oleh filsafat metaphisika. Istilah ontology banyak digunakan ketika kita membahas yang ada dalam konteks filsafat ilmu. Persoalan tentang ‘ada’ (being) menghasilkan cabang filsafat metafisika. Meta berarti di balik physika berarti benda-benda fisik. Pengertian sederhana dari metafisika yaitu kajian tentang sifat paling dalam dan radikal dari kenyataan. Dalam kajian ini para filosof tidak mengacu pada ciri-ciri khusus dari benda-benda tertentu, akan tetapi mengacu pada ciri-ciri universal dari semua benda. Metafisika sebagai salah satu cabang filsafat mencakup persoalan ontologys, kosmologis dan antropologis. Ketiga hal itu memiliki titik sentral kajian tersendiri.Untuk bisa mengerti lebih baik tentang makna ontology agar tidak terjebak hanya pada satu pola filsafat saja maka dalam makalah ini akan kita bandingkan konsep filsafat islam yang dibangun berdasarkan pemahaman terhadap ajaran Islam atau berdasarkan pemahaman terhadap Al-Qur’an dengan filsafat Barat yang bangunan konseptualnya tidak dilandasi pada konsep keimanan atau dengan kata lain “terpenggal leher-leher kerohaniannya”
.

B. Rumusan Masalah

       Berdasarkan latar belakang tersebut di atas, maka masalah pokoknya adalah Bagaimana sesungguhnya ontol itu dilihat dari sudut pandang Filsafat Barat dan Filsafat Ilmu Islami?. Untuk m pembahasannya maka akan dibahas sub masalah sebagai berikut:

BAB II
LANDASAN ILMU PADA ZAMAN YUNANI


1. Periode filsafat Yunani
 merupakan periode sangat penting dalam sejarah peradaban manusia karena pada waktu ini terjadi perubahan pola pikir manusia dari mitosentris menjadi logosentris. Pola pikir mitosentris adalah pola pikir masyarakat yang sangat menganadalkan untuk menjelaskan fenomena alam seperti gempa bumi dan pelangi.Untuk menulusuri filsafat yunani, perlu dijelaskan terlebih dahulu asal kata filsafat.

Sekitar abad IX SM atau paling tidak tahun 700 SM, di Yunani, Sophia diberi arti kebijaksanaan; Sophia juga berarti kecakapan.
 Kata philosophos mula-mula dikemukakan dan dipergunakan oleh heraklitos (540-480 SM). Ahli filsafat harus mempunyai pengetahuan luas sebagai pengejawantahan dari pada kecintaanya akan kebenaran dan mulai benar-benar jelas digunakan pada masa kaum sofis dan Socrates yang memberi arti philosophein sebagai penguasaan secara sistematis terhadap pengetahuan teoritis. Philosopia adalah hasil dari perbuatan yang disebut philosophein itu, sedangkan philosopis adalah orang yang melakukan philosophein.
 Dari kata philosophia itulah nantinya timbul kata-kata philosophia, philosophy. Dalam bahasa Indonesia disebut filsafat atau falsafat.

2. Filsafat alam pertama yang mengkaji tentang asal usul alam adalah
Thales (624-546 SM). Ia digelar sebagai bapak filsafat karena dialah orang yang mula-mula berfilsafat dan mempertanyakan. “apa sebenarnya asal usul alam semesta ini ?” pertanyaan ini sangat mendasar terlepas apapun jawabannya. Ia mengatakan asal alam adalah air karena air unsure pentiang setiap mahluk hidup, air dapat berubah benda gas, seperti uap dan benda padat, seperti es, dan bumi ini berada diatas air.

Setelah theles, muncul anaximanros 650-540 SM anaximanros muncu menjelaskan bahwa substansi pertama itu bersifat kekal, tidak terbatas dan meliputi segalanya. Unsure utama alam harus mencakup ssegalanya dan diatas segalanya, dan dinamakan apeiron.
Ia adalah air,maka air harus meliputi segalanya termasuk api yang merupakan lawanya berbeda dengan thels dan anaximanros, heraklitos 540-480 SM melihat alam semesta ini dalam keadaan berubah; sesuatu yang dingin berubah menjadi panas, yang panas berubah menjadi dingin, itu berarti bahwa bila kita hendak memahami kehidupan kosmos, kita harus menyadari bahwa kosmos itu dinamis. Karena itu dia berkesimpulan, tidak ada satupun yang benra-benra ada,semuanya menjadi. Ungkapam yang terkenal dari Haraklitos dalam menggambarkan perubahan ini adalah fanta rhei uden menei (semua mengalir dan yang tidak ada satupun yang tinggal).


Menurut Parmenides (515-440 SM), yang lebih muda umurnya daripada Haraklitos. Menurut Parmenides, gerak dan perubahan tidak mungkin terjadi. Menurutnya realitas merupakan keseluruhan yang tersatu, tidak bergerak dan tidak berubah. Dia menegaskan bahwa yang ada itu ada. Inilah kebenaran.

Benar tidaknya suatu pendapat diukur dengan logika. Bentuk ekstime pernyataan itu adalah bahwa ukuran kebenaran adalah akal manusia. Dari pandangan ini dia menyatakan bahwa alam tidak bergerak, tapi diam karenba alam itu ssatu, yaitu ada dan yang ada itu satu. Gerak alam yang terlihat, menurut Permanides adalah semu, sejatinya alam itu diam.
Akibat dari pandangan ini muncul prinsif panteisme dalam memandang realitas.
Phytagoras (580-500 SM) mengembalikan segala sesuatu pada bilangan. Baginya tidak ada satupun yang dialamm ini yang terlepas dari bilangan. Semua realitas dapat diukur dengan bilangan (kuantitas). Karena itu, dia berpendapat bahwa bilangan adalah unsure utama dari alam dan sekaligus menjadi ukuran, kesimpulan ini ditarik dari kenyataan bahwa realitas alam adalah harmoni antara bilangan dan gabungan antara dua hal yang berlawanan seperti nada musyik dapat dinikmati karena oktaf adalah hasil dari gabungan bilangan satu (bilangan ganjil) dan dua (bilangan genap).
















BAB III
PERKEMBANGAN ILMU PADA ZAMAN ISLAM


Kalau dilacak akar sejarahnya, Panadangan islam tentamg pentingnya ilmu tumbuh bersamaan dengan munculnya islam itu sendiri. Ketika Rasulullah SAW.
Menereima wahyu pertama, yang mula-mula diperintahkan kepadanya adalah “membaca” .

a) Penyampaian ilmu dan filsafat yunani kedunia islam.


Dalam perjalanan ilmu dan juga filsafat diduniab islam, pada dasarnya terdapat upaya rekonsiliasi dalam arti mendekatkan dan mempertemukan dua pandangan yang berbeda, bahkan seringkali eksrim antara pandangan filsafat yunani, sperti Plato dan Aristoteles, dengan pandangan keagamaan dalam agama islam yang sering terjadi benturan-benturan. Sebagai contoh konkret dapat disebutka bahwa plato dan Aristoteles telah memberikan penaruh yang besar pada mahzab-mahzab islam, khsususnya mahzab eklesitsisme.

Menurut C. A. Qadir, proses nerjemahan dan penafsiran buku-buku yunani di negeri-negeri Arab dimulai jauh sebelum lahirnya agama islam atau penaklukan timur dekat oleh bangsa arab pada tahun 641 M


b) Perkembangan ilmu pada masa islam klasik


Selanjutnya , satu hal yang patut dicatat dalam kaitannya dengan perkembangan ilmu dalam islam adalah peristiwa Fitnah al-kubra, yang ternyata tidak hanya membawa konsekuensi logis dari segi politis an- sich seperti selama ini tapi ternyata juga membawa perubahan besar bagi pertumbuhan dan perkembangan ilmu di dunia islam. Pada awal islam pengaruh bHellenisme dan juga filsafat Yunani terhadap tradisi keilmuan islam sudah sedemikian kental, sehingga pada saat selanjutnya pengaruh itu pun terus mewarnai perkembangan ilmu pada masa-masa berikunya.

c) Perkembangan ilmu pada masa kejayaan islam

Pada masa kejayaan pemerintahan dinasti Umayyah dan dinasti Abbasiyah dimana ilmu berkembang sangat maju dan pesat sehingga pada saat yang sama wilayah –wilayah yang jauh diluar kekuasaan islam masih berada pada masa kegelapa peradaban (Dark age).

Kita mengenal nama-nama seperti Al-mansur, Al-Ma’mun, dan Harun Al-Rasyid, yang menberikan perhatian teramat besar bagi perkembangan ilmu di dunia islam yaitu dengan melakukan penerjemaham karya-karya filosof Yunani kedalam bahasa Arab. Selanjutnya pada pertengahan abad ke-10 muncul dua penerjemah terkemuka yaitu Yahya ibn A’di (974) dan Abu Ali isa Ibn Ishaq Ibn Zera (1008) yang banyak memperbaiki terjemahan dan menulis komentar mengenai karya-karya Aistoteles.
Al- Kindi seorang ilmuan yang mengeluti bidang matematika dan fisika, Al-Farabi, yang menggeluti bidang geometri dan matematika dan seorang musikus Muslim, Ibn bajah, ibn Tufail, dan Ibn Rushd yang hidup di Andalusia byang menggeluti bidang kedokteran. Kemudian Muhammad Ibnu Zakaria Al- Razi, Dokter besar dalam islam yang terkenal orisinalitasnya dan pandangannya yang jernih dan kemamapuaanya menemukan jenis-jenis penyakit yang belum dikenal sebelumnya.


d) Masa keruntuhan tradisi keilmuan dalam islam

Pada abad ke-18 adalah abad yang paling menyedihkan bagi umat islam yang menperoleh catatan buruk bagi peradaba islam secara universal. Dlam bukunya, The Recontrucction of Religius Thought in Islam menyatakan bahwa penyebab utama kematian semangat ilmiah di kalangan umat islam adalah diterimanya paham yunani mengenai realitas yang pada pokokmya bersifat statis, sementara jiwa islam bersifat dinamis dan berkembang. Sebab lainnya adalah persepsi yang keliru dalam memahami pemikiran Al- Gazali yang menolak filsafat . seklain sebab-sebab diatas, kesulitan-kesulitan ijtihat dan mistisime asketik juga merupakan factor yang menyebabakan kemunduran tradisi intelektual dan keilmuan di dunia islam.



















BAB IV
KEMAJUAN ILMU PADA ZAMAN RENAISSANCE DAN MODERN


a) Masa Renaisans (Abad 15-16)

Renaisans merupakan era sejarah yang penuh dengan kemajuan dan perubahan yang mengandung arti bagi perkembangan ilmu. Pada zaman ini manusia barat mulai berpikir secara baru, dan secara berangsur-angsur melepaskan diri dari otoritas kekuasaan gereja yang selama ini telah membelenggu kebebasan dalam mengemukakan kebenaranfilsafat dam ilmu sperti Nicholas Copernicus
(1473-1443) dan Francis Bacon (1561-1626) dimana Copernicus menyatakan bahwa matahari berada di pusat jagad raya dan bumi memiliki dua macam gerak yaitu perputaran sehari-hari pada porosnya dan gerak tahunan mennelilingi matahari yang sering kita sebut dengan teori Helliosentrisme. Sedangkan Bacon mengemukakan bahwa Pengetahuan adalah kekuasaan. Ada tiga contoh yang dapat membuktikan pernyataan tersebut, yaitu:

(1) Mesin menhasilkan kemenangan dan perang modern

(2) Kompas memungkinkan manusia mengarungi lautan

(3) Percetakkan yang mempercepat penyebaran ilmu

Tycho Brahe (1546-1601) Dia ada sorang Astronomi yang menemukan bintang yang cemerlang selama 16 bulan sebelum ia padam lagi. Penemuan membuktikan bahwa benda-benda angkasa tidak menempel pada crys talline spheres, melainkan dating darintempat yang sebelumnya tidak dapat dilihat dan kemudian muncul perlahan-lahan ke tempat yang dapat dilihat untuk kemudian menghilang lagi (Kesimpulannya adalah “benda-benda angkasa semuanya” terpung bebas” dalam ruang angkasa. Johanes Keppler (1571-1630) adalah seorang matematika yang menemukan tiga buah hokum astronomi, yaitu:
(1) Orbit dari semua planet berbentuk elips
(2) Dalam waktu yang sama, garis penhubung antara planet dan matahari selalu melintasi bidang yang luasnya sama.
(3) Bila jarak rata-rata dua panet A dan B dengan matahari adalah X dan Y, sedangkan waktu untuk melintasi orbit masing-masing adalah P dan Q maka P+ : Q+ = X+ : Y+.


Muncul Galileo (1546-1642) yang menemukan penemuan lintas peluru, hukum pergerakan dan tata bulan planet Jupiter dan membuat teropong bintang . Napier(1550- 1617) yang menemukan Logaritma dan oleh Brggs dan Brochiel de Decker. Desarque (1593-1662) ditemukan Projective Geometry, yang berhubungan dengan melihat sesuatu, yaitu manusia A melihat benda P dari tempat T.Fremat mengembangkan Orthonal Coodinate System, Seperti halnya Descartes di juga melaksanakan penelitian tori Al-jabar berkenaan dengan bilamngan- bilangan dan soal-soal yang dalam tangan newtin dan Leibniz yang menjelma debagai perhitungan diferensial –Integral (calculus). Bersama Pascal, Fermat menyusun dasar perhitungan statistic.

b) Zaman Modern (abad 17-19 M)


Isaac Newton (1643-1727) disamping menjadi pemimpin tempat pembuatan logam di kerajaan inggris, ia menekuni bidang ilmu hingga lahirnya Teori Gravitasi, perhitungan Kalkulus dan optic merupakan karya bersar Newton. Teori Gravitasi memberikan keterangan mengapa planet tidak bergerak lurus melainkan mengikuti lintasan elips.

Berdasarkan Teori Gravitasi dan perhitungan-perhitungan yang dilakukan Newton, dapat diteangkan dasar dari semua lintasan planet dan bulan, pengaruh pasang air samudra dan lain-lain peristiwa astronomi. Dari temuan Newton ini pada tahun 1930 ditemukan planet Neptunus dan selanjutnya pada abad ke 20 ditemukan planet trakhir yaitu planet Pluto.

Perhitungan Kalkulus atau yang disebut juga diferensial/ Integral oeh Newton di Inggris dan Leibniz di Jerman terbukti sangat luas gunanya untuk menghitung macam-macam hubungan antara dua atau lebih banyak hal yang berubah bersama dengan ketentuan yang teratur.

Joseph Black (1728-1799) dikenal sebagai pelopor dalam pemeriksaan kualitatif, ia menemukan gas CO2. Hendry Prestey (1731-1810) menemukan sembilan macam hawa No dan Oksigen yang antara lain dihasilkan oleh tanaman. Antonie Laurent Lavoiser (1743-1794) meletakan dasar ilmu kimia sebagaimana yang dikenas sekarang.

2 komentar:

  1. Maaf mau tanya ini dari buku Filsafat Ilmu Prof Dr Amsal Bakhtiar kah sumbernya

    BalasHapus
  2. Maaf mau tanya ini dari buku filsafat ilmu amsal Bakhtiar dan sirajuddin zar kan sumbernya?

    BalasHapus